Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Wednesday 17 June 2009

Mengajar anak membaca dengan Metode Glenn Doman

Sebelum mengulas masalah cara mengajar anak untuk membaca dengan Metode Glenn Doman, ada baiknya saya bahas dulu latar belakang penemu metode tersebut yaitu Dr. Glenn Doman, seorang pendiri Institut yang menangani masalah pencapaian potensial manusia (The Institute for The Achievement of Human Potential) di Philadelphia dan memulai mempelopori penanganan cacat otak pada anak sejak tahun 1940. Glenn dengan institutnya telah dikenal sebagai pelopor dan berhasil dalam menangani masalah cacat otak anak. Menurutnya, otak anak, bahkan yang sudah dibedah hemisferektomi (dibuang setengah fisik otaknya) pun masih bisa mempunyai kemampuan sama dengan anak dengan otak utuh.

Perkembangan fisik otak yang sangat pesat terjadi pada saat bayi lahir hingga usia 18 bulan. Jika sewaktu lahir otak anak sudah sebesar 25 persen dari otak orang dewasa (sekitar 350 gram), pada usia 18 bulan otak anak berkembang dua kali lipatnya. Otak anak terus berkembang dan pada umur enam tahun sudah mencapai 90 persen dari berat otak orang dewasa. Otak anak akan mencapai perkembangan 100 persen pada umur 18 tahun (sekitar 1,4 kilogram).

Pada saat kelahiran, otak bayi mengandung 100 miliar sel aktif. Ahli neurobiologi dari Universitas California Berkeley, Carla Shatz, seperti dikutip majalah Time (Februari 1997) menyebutkan, terdapat pula satu triliun sel glia (perekat) yang membentuk semacam sarang untuk melindungi dan memberi makan sel aktif itu. Bahkan, menurut ahli psikologi dari Inggris, Tony Buzan, masing-masing sel aktif itu mampu membuat 20.000 sambungan yang berbeda dengan sel-sel lain.

Mengingat kemampuan otak pada anak luar biasa maka sebagai orangtua, kita harus mampu memberi rangsangan maksimal pada otak, terutama hingga usia 18 bulan. Jika tidak dirangsang, otak anak bisa menderita. Para peneliti dari Baylor College of Medicine pernah menemukan, otak anak akan mengecil 20-30 persen dari ukuran normal jika dia jarang diajak bermain atau disentuh. Praktisi Metode Glenn Doman, Irene F Mongkar, mengatakan, ”Otak anak sejak usia nol tahun, bahkan sejak dalam kandungan distimulus sehingga sel-sel otaknya berkembang dengan cepat. Makanya, ada anak berumur 2,5 tahun sudah bisa membaca buku,” ucap Irene yang pernah mengikuti kursus Better Baby di institut milik Doman.
Glenn banyak menulis buku dan pedoman bagi orang tua cara mengajar anaknya seperti 'How to teach your baby to read', 'How to teach your baby math', 'How to teach your baby to be physically superb'. Dan terutama buku best sellernya "How to give your baby encyclopedic knowledge". Dan dengan berbagai metode yang dia berikan, telah banyak orang tua yang berhasil membaca dan menghitung pada usia dini.

Dan ini benar adanya. Seperti postingan saya terdahulu, pernah ditayangkan di SCTV pada Liputan 6 pagi – dengan pembawa acara Bayu Sutiyono (sayang saya lupa tanggal tayangnya) dengan mengundang Irene F. Mongkar (Praktisi Metode Glenn Doman di Jakarta) dan salah satu anak didiknya (Dedy), di situ ditunjukkan bahwa anak tersebut (usia 2 tahun) sudah bisa membaca satu untaian kata sederhana seperti “bapak pergi ke kantor” ; “ibu pergi ke pasar” dsb, padahal berbicara pun dia belum begitu jelas. Melihat acara ini, saya benar-benar terperangah karena belum pernah saya mengetahui adanya suatu metode yang membantu anak untuk bisa membaca pada usia dini.

Yang perlu kita ketahui dari Metode Glenn Doman ini adalah dua faktor sebagai berikut :
  1. Sikap dan pendekatan orang tua. Syarat terpenting adalah, bahwa diantara orang tua dan anak harus ada pendekatan yang menyenangkan, karena belajar membaca merupakan permainan yang bagus sekali. Biasakan anak membaca dengan suatu kegemaran.... bisa dibuat permainan menarik untuknya
  2. Membatasi waktu untuk melakukan permainan ini sehingga betul-betul singkat. Hentikan permainan ini sebelum anak itu sendiri ingin menghentikannya.
  3. Jangan pernah memaksa anak untuk belajar membaca tanpa kemauan dia sendiri. Alhamdulillah anak kami Nadia mempunyai kemauan yang besar untuk belajar. Bahkan, saat dia minta perhatian lebih dari kami (bapak, ibu dan pengasuhnya), Nadia selalu merengek untuk belajar, baik itu belajar membaca dengan aplikasi Glenn Doman maupun membaca huruf alphabet, bukan untuk bermain.. tentu hal ini aneh bagi kebanyakan anak.

Sekarang kita menginjak hal utama dari Metode Glenn Doman.

Ada dua cara untuk kita lakukan. Untuk posting kali ini saya mengambil sumber dari Kompas release tanggal 18 September 2005 (sudah lama ya?). Sedangkan persiapan pertama adalah sebagai berikut :

1. Untuk tahap pertama, orangtua harus mempersiapkan kertas karton kaku warna putih dan spidol besar yang ujungnya rata (selebar satu sentimeter) berwarna merah. Selain itu, juga spidol ukuran 0,5 sentimeter warna hitam. Kertas karton digunting-gunting sepanjang 60 sentimeter dengan lebar 15 sentimeter, sediakan pula yang selebar 12,5 sentimeter.

2. Tuliskan kata di atas guntingan kertas karton dengan huruf kecil (bukan kapital), huruf yang sederhana dan konsisten. Untuk tahap pertama, buatlah 15 kata di atas 15 lembar karton, dibagi menjadi tiga. Misalnya, lima lembar pertama adalah nama-nama anggota keluarga (set A), lalu lima lembar kedua bertuliskan nama-nama organ tubuh (set B), sedangkan lembar ketiga bertuliskan nama-nama bunga (set C). Yang jelas, gunakan nama-nama yang tidak asing bagi dia, terutama nama benda yang sering anak jumpai setiap hari. Dengan demikian, anak akan lebih mudah mengingatnya.

Sekarang kita mulai Tahap Pembelajaran

Pada hari pertama mengajar, orangtua hanya menunjukkan lima lembar pertama (set A) kepada anak dengan membacanya, tiga kali sehari. Pada hari kedua, tunjukkan dan bacakan set A dan set B, juga tiga kali sehari. Sementara pada hari ketiga, bacakan set A, B, dan C selama tiga kali sehari. Pada hari keempat, lakukan seperti hari ketiga. Ini dilakukan terus sampai kartu-kartu terbaca 15-25 kali. Perlu diingat bahwa urutan kata harus sama dari setiap setnya. Agar tidak terjadi kekeliruan, setiap kertas bisa diberi nomor di sebaliknya, sehingga waktu kita menunjukkannya kepada si kecil urutannya tetap sama. Misalnya :

Set A : 1. Bapak ; 2. Ibu; 3. Nadia; 4. Tante; 5. Nenek

Urutan set ini tidak boleh terbalik susunannya , jadi harus urut dari nomor 1 – 5, begitu juga dengan Set B, C dsb. Agar tidak keliru, urutannya sebaiknya diteruskan dengan no 6, 7 dst.... untuk Set B..........

Irene mengatakan, cara membacakan kartu-kartu itu relatif mudah. Susun lima lembar kartu dan hadapkan pada anak. Jadi urutan kertasnya adalah 5-4-3-2-1. Sekali lagi urutan kertasnya DARI BELAKANG (no 5 adalah terdepan). Ambil satu kartu dari belakang dan letakkan ke depan, begitu seterusnya sampai lima kata terbaca. Sebagai contoh : ambil kertas no 1 (dibelakang), tunjukkan tulisan (Bapak) ke si Kecil, kemudian no 4 dsb.

”Jangan ada penjelasan apa-apa tentang kata itu, cukup bacakan saja dengan cepat, tidak lebih dari satu detik per kartu. Jangan pula meminta anak mengulang kata-kata yang kita baca. Saat kita membaca kata itu, perhatikan wajah anak, lama-lama kita akan tahu kata mana yang disukai anak dan mana yang tidak,” ujarnya.

Setelah lima kata terbaca, orangtua bisa berhenti dan memeluk anak untuk menunjukkan kebahagiaan. Anak bisa memahami dan merasakan jika kegiatan itu membahagiakan orangtuanya.

Dengan cara ini, anak akan terpacu untuk “menghafal” kata-kata tersebut. Dalam jangka waktu singkat, dia akan hafal urutan kata tersebut. O, ya…. Jangan mengajari anak untuk menghafal huruf alphabet pada taraf awal ini, karena akan mengganggu stimulant otaknya. Nanti pada saat yang tepat bisa mulai kita ajarkan huruf-huruf tersebut.

Sekian dulu untuk kali ini, tunggu posting berikutnya…. Selamat mencobanya ... semoga bermanfaat dan berhasil guna...

Wassalam…..

Hamiseno

Source : Kompas, edisi 18 September 2005, Liputan 6, Kompas dan IDI
sumber: http://hamiseno.blogspot.com/2007/06/metode-glenn-doman-part-i.html

Metode Glenn Doman-Program Harian

Jumlah per hari : 5 kelompok

Satu Pelajaran : 1 kelompok (5 kata), tunjukkan 1 kali

Frekuensi : 3 kali sehari setiap kelompoknnya

Intensitas : Kata2 warna merah ukuran tinggi 7,5 cm

Lama : 5 detik

Kata-kata baru : 5 kata setiap hari (1 dalam tiap kelompok)

Kata2 yang diambil : 5 kata setiap hari (1 dari setiap kelompok)

Umur setiap kartu : 3 kali sehari selama 5 hari = 15 kali

Prinsip : Berhenti sebelum si kecil ingin berhenti

Dengan program harian berarti setiap hari si kecil diperlihatkan dan dibacakan 25 kata terdiri dari 5 kelompok, masing-masih berisi 5 kata. Anda bisa meulai mengenalkan kata-kata tentang diri si kecil.

Usahakan jangan ada 2 kata yang dimulai dengan huruf yang sama secara berurutan dalam satu kelompok kata, misal leher, lengan, lutut karen anak akan sulit membedakannya.

Tahapan berikutnya, Anda bisa mengenalkan kata-kata atau benda-benda di dalam rumah.

Perkenalkan juga kata-kata yang berhubungan dengan makanan;

Anda bisa mengenalkan kata-kata yang menjadi kepunyaan atau milik si kecil dengan huruf-huruf yang dibuat dengan ukuran yang sama seperti sebelumnya.

Perkenalkan juga kata-kata yang berhubungan dengan hewan-hewan:

Setelah memperkenalkan si kecil kata-kata yang dekat dengan kesehariannya, Anda bisa melanjutkan dengan memperkenalkan kelompok kata lain yang bermakna perbuatan/kegiatan:

Ingat, jangan memberikan penjelasan apa pun pada kata-kata yang Anda perlihatkan dan bacakan pada si kecil, namun ketika membacakan kata-kata kerja di atas ini Anda bisa sembari melakukan gerakan untuk menambah keceriaan,m semisal ketika Anda memperlihatkan kata melompat, Anda bisa melompat sambil berkata, “Bunda sedang melompat.” Ajak si kecil untuk melompat dan katakana, “Kamu sedang melompat”. Kemudian tunjukkan kata tersebut sambil berkata, “Kata ini dibacanya melompat.”

sumber: http://www.nutrisibalitacerdas.com/home.php?act=article&mode=read&categoryID=2&articleID=236

Mengajarkan Matematika pada bayi dan kanak-kanak (Metode Glenn Doman)

Bahan yang digunakan :

Pertama,
Seratus potong kertas manila putih berukuran 28 x 28 cm, masing-masing pada salah satu mukanya ada DOTS atau bola merah dengan garis tengah 2 cm.

Bola-bola ini berjumlah dari SATU hingga SERATUS pada kartu terakhir. Dibalik kartu terdapat angka yang menyatakan jumlah bola yang ada.

Dots/bola digambarkan secara acak/menegak di atas kertas tsb.

Kedua,
Seratus potong kartu yang lebih ringan 14 x 14 cm bertuliskan sebuah angka merah setinggi 12,5 cm mulai dari angka 1 hingga 100 pada kartu terakhir.

Warna merah dipakai karena memang menarik bagi seorang anak.


Cara mengajarkan :

Ambillah kartu yang ada SATU bola merahnya saja,
Sekarang angkatlah kartu tersebut di luar jangkauan tangannya dan katakan kepadanya, "INI SATU".
(Jangan sampai si anak melihat benda-benda lain. )

Tunjukkan kepadanya sesingkat mungkin. Dua atau tiga detik.

Kemudian letakkan kartu tersebut terbalik di pangkuan kita. Pada mulanya anda akan merasa janggal. Namun demikian, semakin kita mahir menggunakan kartu-kartu itu, semakin
cepat anak kita dapat memahaminya.

Perlu diingat bahwa angka hanyalah simbol yang mewakili nilai dari bilangan.

Sekarang angkatlah kartu kedua, dan katakan, "INI DUA".

Lakukan seterusnya hingga kartu berjumlah SEPULUH BOLA.

Seluruh proses ini kurang lebih memakan waktu kurang dari satu menit.

Lakukanlah setiap hari. Dalam waktu lima hari ia telah mengetahui fakta-fakta nyata dari angka satu sampai sepuluh, tetapi jangan meyuruhnya untuk membuktikan hal itu lebih dahulu.

Pada hari keenam,
kita singkirkan kartu 1 dari kesepuluh kartu di pangkuan dan menambahkan kartu 11.

Pada hari ketujuh,
kita singkirkan kartu 2 dan menambahkan kartu 12.

Terus lakukan seperti itu hingga angka 100. Kegiatan ini kurang lebih akan memakan waktu tiga bulan.

Yakinlah, kegiatan ini akan menghasilkan kemampuan anak yang luar biasa. Kini ia akan dengan cepat dapat membedakan empat puluh lima bola dan empat puluh enam.


Langkah berikutnya PENJUMLAHAN.

Pada hari ke-30, anda telah memperlihatkan hingga 35 bola. Semakin banyak yang diperlihatkan bola-bola kepada anak berarti anda mulai mengajarkan penjumlahan.

Mulai kita melangkah mengajarkan penjumlahan dengan meletakkan bola-bola merah berjumlah dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, hingga sepuluh di pangkuan anda.

Semuanya menghadap ke bawah dan kartu berbola dua diletakkan paling atas di tumpukan itu.

Dengan semangat katakanlah, "satu tambah satu sama dengan dua". Kemudian kita perlihatkan kartu berbola dua.

Perlihatkan tidak lebih dari satu detik. Jangan menjelaskan arti kata-kata "tambah" atau "samadengan". Katakanlah "Satu tambah dua samadengan ." Jangan katakan "satu tambah dua
menjadi...."

Jika kita mengajarkan fakta-fakta kepada anak-anak, mereka akan menarik kesimpulan tentang
hukum-huikumnya lebih tepat dan cepat. Kemudian katakan "Satu tambah dua sama dengan tiga" hingga "satu tambah sembilan sama dengan sepuluh" yang kemudian kita perlihatkan hasilnya.

Lakukanlah tiga kali pada hari pertama, sambil kita meneruskan untuk memperlihatkan kartu-kartu berbola sebanyak tiga kali sehari. Sebaiknya anda mengatur keenam waktu secara merata saat daya tangkap anak sedang memuncak.

Pada hari ke-31 anda mengajarkan dua tambah dua, tambah tiga, dan seterusnya hingga tambah delapan. Apa yang kita ajarkan adalah arti dari bunyi kata "tambah" dan "samadengan". Percaya atau tidak, pada saat kita bertanya "dua tambah empat samadengan enam" kepada seorang dewasa maka akan terlintas 2 + 4 = 6. Tetapi pada seorang anak akan terlintas dua bola tambah empat bola samadengan enam bola.

Sampai hari ke-31 ia sudah mengenal jumlah yang sbeenarnya sampai dengan 40 dan telah dapat menambah dalam setiap kombinasi yang ada sampai dengan 10. Tahap ini yang
terpenting adalah, bahwa ia telah mengerti "tambah" dan "samadengan" walaupun kita tidak membertiahunya.

Mulai hari ke-36 dst kita tidak perlu mengajarkan dengan urutan tertentu lagi. Ia sudah memahami. Berikanlah ia sekarang soal penjumlahan maka dengan cepat ia akan bisa menjawab.


Langkah berikutnya PENGURANGAN.

Pola ini sama dengan pola penjumlahan. Katakan "sepuluh kurang satu samadengan sembilan" Dan perlihatkan sejenak kartu berbola sembilan. Kemudian katakan "sepuluh kurang sembilan samadengan satu".

Pada hari ke-41 anda dapat mengajarkan mulai dari duapuluh kurang satu sampai dengan duapuluh kurang sembilan belas. Maka ia sekarang sedang menerima sembilan waktu belajar
yang sangat ringkas setiap harinya dengan urut-urutan sebagai berikut: Kartu-kartu bilangan, penjumlahan, pengurangan, kartu bilangan, penjumlahan, pengurangan, kartu bilangan, penjumlahan, pengurangan.

Di hari ke-42 mulailah dengan tigapuluh kurang satu hingga tigapuluh kurang duapuluh sembilan. Pada hari ke-43 mulailah dengan soal-soal pengurangan dalam bentuk dan
urutan yang tidak teratur sampai jumlah empatpuluh delapan.


Langkah berikutnya MEMECAHKAN SOAL.

Apabila apa yng kita sampikan sungguh-sungguh dan penuh kasih sayang, Insya Allah akan menghasilkan buah yang "harum" baunya dan nikmat rasanya.

Kini kita siap mengajarkan memecahkan soal, ingat bukan mengujinya. Mulailah dengan bilangan-bilangan.

Berlututlah di lantai menghadap anak. Ambillah kartu dengan 18 bola dan 25 bola. Kemudian mintalah si anak untuk menunjuk pada 25. Permintaan ini diajukan sambil lalu dan
riang. Jangan suruh dia mengucapkan duapuluh lima, sebab kita tidak sedang mengajar berbicara, tetapi sedang mengajarkan matematika. Jika ia tidak cukup cepat, katakan
dengan gembira, "Yang ini, bukan?" sambil mengangkat kartu 25 bola. Inilah cara mengajar yang jujur.

Ulangi lagi hingga anak dapat menunjukkan dengan benar. Jika ia dapat mengetahuinya, pujilah dan peluklah. Bahwa ia adalah seorang anak yang terpandai yang pernah kita kenal. Hal ini memang betul bukan ?

Begitu kita meluapkan kegembiraan dia akan secepatnya menaruh minat pada matematika untuk selamanya. Ia menjadi yakin bahwa matematika lebih menyenangkan daripada
"gula-gula". Terus lakukan seperti itu, maka anak kita akan lebih cepat menunjukkannya. Lakukan setelah itu pengurangan.

Sebagai catatan jangan memberikan waktu khusus untuk memecahkan soal-soal, tetapi campuradukkan atau sewaktu-waktu saja. Hingga anak kita merasakan kesenangan. Toh tidak ada tekanan yang kita berikan kepada anak kita.


Langkah berikutnya PERKALIAN

Katakan kepadanya kita mengajarkan perkalian. Lakukan hal yang sama seperti sebelumnya.

Mulailah dengan mengatakan "dua kali dua samadengan empat" sambil memperlihatkan kartu berbola empat. Teruskan sampai "dua kali lima samadengan sepuluh".

Pada hari ke-51, mulai dengan "tiga kali tiga samadengan sembilan". Akhirnya "tiga kali delapanbelas samadengan limapuluh empat".

Sampai hari ke 58 kita sampai pada "sepuluh kali enam samadengan enampuluh". Pada waktu mengajarkan perkalian kita bisa menyelipkan satu persoalan perkalian.


Langkah berikutnya PEMBAGIAN

Pada hari ke-60 kita mengajarkan pembagian. Sampai langkah ini ia telah mengetahui nilai sebenarnya hingga enampuluh lima. Mulailah dengan mengatakan "empat dibagi dua samadengan dua" hingga enampuluh empat dibagi dua samadengan tigapuluhdua".

Pada hari ke-68 kita sampai pada "tujuhpuluh dibagi sepuluh samadengan tujuh".

Sewaktu-waktu kita selingi dengan soal pembagian.


Langkah berikutnya PERSAMAAN

Pada hari ke-70 kita sudah menjadi seorang ahli matematika. Katakanlah kita sedang mengajarkan persamaan dengan riang gembira.

Sebetulnya ia sudah mengetahui semua persamaan dua langkah. Sebab, memang dua tambah tiga samadengan lima, tujuhpuluh dikurangi tigapuluhsatu samadengan tigapuluh sembilan,
delapan kali delapan samadengan enampuluh empat. Sekarang berikanlah soal persamaan tiga langkah. Katakanlah "tujuh tambah tigabelas kali tiga samadengan ." Kemudian perlihatkanlah kartu berbola enampuluh.

Setelah kita mengajarkan tiga langkah persamaan maka lanjutkanlah dengan langkah-langkah yang lain.

Yakinlah apa yang kita ajarkan akan menghasilkan hasil yang memuaskan.


Langkah selanjutnya ANGKA-ANGKA.

Langkah ini amat mudah. Sekarang kita mengambil kartu-kartu yang bertuliskan angka (kartu dg ukuran 14 x 14 cm). Angkatlah kartu yang bertuliskan 1 berwarna merah, dan katakan "ini satu".

Lakukan seterusnya hingga hari ke-99 ia akan mengetahui semuanya.

Selamat Mencoba !

(sumber : Drajat, penulis buku "Bersahabat dengan Matematika")
sumber: http://halaqah.net/v10/index.php?topic=880

Metode Glenn Doman : Usia Tepat Memulai Belajar Membaca

Pada usia berapa sebaiknya atau idealnya memulai mengajarkan anak membaca? Kapan sebenarnya seorang anak siap untuk mempelajari sesuatu? Sebelum sampai pada jawaban tersebut, ada baiknya kita petik sebuah cerita tentang seorang ibu muda yang datang kepada seorang ahli perkembangan anak. Sang ibu muda itu ingin berkonsultasi tentang waktu yang tepat bagi seorang anak belajar membaca. Pakar perkembangan anak itu bertanya, “Kapan anak Ibu akan lahir?” Jawab Ibu muda itu, “Oh, anak saya sudah berusia lima tahun sekarang.” “Ibu, cepatlah pulang, Ibu telah menyia-nyiakan lima tahun terbaik hidup anak Ibu,” Kata sang ahli perkembangan anak itu.

Semakin Dini Semakin Baik

Bapak-Ibu, usia balita kerap disebut golden years period atau usia emas. Periode ini adalah tahun-tahun pembentukan kecerdasan yang amat menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada periode ini juga sebaiknya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada balita untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. Tugas orangtua sendiri adalah menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman serta menyediakan sarana dan prasarana yang tepat bagi tumbuh kembangnya.

Pada periode itu, balita bukan cuma memerlukan asupan gizi yang baik untuk perkembangan fisiknya, tapi juga asupan informasi, emosi dan spiritual untuk tumbuh kembang dirinya secara utuh.

Menurut Metode Glenn Doman, orangtua bisa memulai mengajarkan anaknya belajar membaca sejak bayi. Bahkan, sejak ia lahir karena Bapak-Ibu sudah berbicara padanya sejak ia lahir bahkan sejak ia masih dalam kandungan. Pembelajaran sejak dini akan melatih indera penglihatannya. Ada beberapa hal yang harus Bapak-Ibu pahami tentang anak balita:

1. Anak di bawah usia 5 tahun bisa dengan mudah menyerap banyak informasi.
2. Anak di bawah usia 5 tahun bisa menangkap informasi dengan kecepatan luar biasa.
3. Semakin banyak informasi yang diserap makin banyak pula yang diingatnya.
4. Anak usia di bawah 5 tahun mempunyai energi yang sangat besar.
5. Anak di bawah usia 5 tahun mempunyai keinginan belajar yang sangat besar.
6. Anak di bawah usia 5 tahun dapat belajar membaca dan ingin belajar membaca.

Dari uraian di atas terurai fakta bahwa semakin dini mengajarkna buah hati Anda membaca akan semakin baik. Apalagi Bapak-Ibu sudah memahami langkah-langkah dasar dalam tahapan membaca seperti yang telah dipaparkan panjang lebar dalam bab sebelumnya. Langkah-langkah pada setiap tahapan membaca tidak berubah atau berbeda karena faktor usia. Artinya, urutan langkah-langkah yang telah dipaparkan di bab sebelumnya tetap sama pada setiap usia. Hanya saja memang Anda harus ingat bahwa seorang bayi yang baru lahir tidak sama dengan anak usia 2 tahun. Bayi berusia 3 bulan tentu tidak sama dengan anak berusia 36 bulan. Terpenting pada bagian mana dari tahapan-tahapan membaca yang perlu ditekankan ketika Anda memulai program mengajarkan membaca pada si kecil.

sumber: http://www.nutrisibalitacerdas.com/home.php?act=article&mode=read&categoryID=2&articleID=250

Renungan :

Setiap Anak terlahir JENIUS. Kadang 6 tahun pertama, para orang tua membuatnya tidak menjadi jenius.
(Bukminster Fuller)

MATAHARI EDUCARES